27 Mei 2015

cinta dan benci



Cinta dan benci
                Hati merupakan wadah perasaan seperti amarah, senang, benci, cinta, iman, ragu, gelisah dan sebagainya. Setiap orang mengalami gejolak yang berbeda-beda baik perasaan amarah, gelisah, ragu bahkan cinta dan benci. Seseorang mengalami hatinya menginginkan sesuatau namun akalnya menolak. Ini adalah bukti bahwa Allah lah yang menguasai hati, bukan manusia yang menguasainya.[1]
                Ketika hati terjadi gejolak, itu adalah bukti bahwa adanya perasaan Allah dan kedekatan_NYA terhadapa manusia. Akan tetapi jagan salah bahwa semua yang tertampung didalam hati atau perubahan yang terjadi pada perubahan dan terbolak-baliknya hati manusia adalah perbuatan Allah yang sewenang-wenang. Jangan menduga seperti itu karena nafsu dan setan pun ikut berperan dalam gejolak hatai. Adanya rasa was-was dan rayuan yang dilakukan setan. Jika bisikan itu merupakan tuntunan tauhid atau ajakan  Nabi Muhammada SAW, maka pilihlah ajakan tersebut karena ketika itu adalah ahati yang digerakkan oleh Allah. [2]
       وَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِهِمْ لَوْ أَنْفَقْتَ مَا فِي الأرْضِ جَمِيعًا مَا أَلَّفْتَ بَيْنَ قُلُوبِهِمْ وَلَكِنَّ اللَّهَ أَلَّفَ بَيْنَهُمْ إِنَّهُ عَزِيزٌ حَكِيمٌ  

Dan Dia (Allah) yang mempersatukan hati mereka (orang-orang yang beriman.Walaupun kamu menginfakkan semua (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka. Sungguh, Dia Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.
(Qs. Al- Anfal:63)
            Ayat diatas mengingatkan kita bahwa cinta tidak dapat dibeli dengan harta namun dengan bantuan Allah lah cinta itu menjadi satu. Yang diraih dengan budi pekerti yang luhur.
            Pembahasan antara cinta dan benci sangatlah menarik untuk dibahas, dan tak akan jauh pula contoh dalam kehidupan dewasa ini. Banyaknya muda-mudi yang menikah muda, dan banyaknya remaja depresi gara-gara cinta dan benci. Dan banyak pula muda-mudi yang menikah karan cinta namun berakhir dipengadilan agama. Perceraian pun kian menjadi hal yang biasa.Yah, cinta dan benci adalah dua hal yang selalu berdampingan. Dan apabila dari salah satu itu berlebihan tak akan sekimbanglah dalam kehidupan. Cintailah sesuatu sewajarnya atas dasar Allah dan benci lah sesuatu karna Allah pula, niscaya dalam kehidupan akan menjadi tentram. Dan mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat.
            Jalan meraih tersebut bisa melalui seperti kesediaan memberi dan berkorban untuk sesama. Demikian itu sebagian tuntunan dari Allah yang disampaikan Rasulullah SAW, yang kemudian diterima dengan penuh kesadaran oleh kaum Mukminin. Itulah yang melahirkan cinta dan menjauhkan benci dari hati mereka sehingga hati mereka terpaut dan menjadi pasangan yang harmonis. [3]
Ditegaskan dalam Al-Qur’an
إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ سَيَجْعَلُ لَهُمُ الرَّحْمَنُ وُدًّا

Sungguh, orang-orang yang beriman dan beramal saleh, kelak Allah Yang Maha Pengasih akan menanamkan rasa kasih sayang (dalam hati mereka). (Qs. Maryam:96)

Dengan demikian dia akan mendapat dan memberi Mawaddah.
Wa ALlahu ‘alam bishoab…


[1]  Amin Khankam El-Chudrie, Fiqih Keluarga, Jepara: Ar-Raudhoh Press, 2015,hlm.124
[2]  M.Quraish Shihab, PErempuan, Jakarta: Lentera Hati, 2006,hlm.146
[3]  Amin Khankam El-Chudrie, Op. Cit, hlm125

Tidak ada komentar:

Posting Komentar